LAPORAN
PRATIKUM MIKROBIOLOGI
DISUSUN OLEH :
PUTRI RAHAYULIA
NIM : 1360098
DOSEN PENGAMPU :
GINA LESTARI, S. Farm., Apt
SANDI OKTALINA, Amd., Far
AKADEMI FARMASI AL-FATAH
BENGKULU
T.A 2013/2014
ISOLASI MIKROORGANISME LINGKUNGAN
Tujuan
1. Mahasiswa
dapat menumbuhkan bakteri dan memisahkan mikroba dari campuran sehingga didapat
kultur murni
2. Mengetahui
tahap awal dalam mengisolasi mikroba
3. Mengetahui
macam – macam karakteristik mikroba
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ketika
kita ingin mempelajari sifat, morfologi dari suatu bakteri, kita harus memiliki
isolat murni yang tidak tercampur dengan bakteri lain. Untuk memperoleh bakteri
yang murni, maka dilakukan isolasi.
Isolasi
adalah kegiatan untuk memisahkan bakteri yang diinginkan dengan bakteri
pengkontaminan. Tahap awal untuk isolasi adalah inokulasi. Inokulasi adalah
tahapan penanaman bakteri yang akan dikembangkan kedalam media penanaman, ini
dapat menggunakan jarum ose maupun mikropipet. Alat yang digunakan harus
steril, sehingga benar – benar isolat murni yang didapat.
Oleh
karena itu pratikum ini dilakukan agar pratikan dapat mengetahui dan mengerti
cara mengisolasi pertumbuhan mikroba dengan cara yang benar dan aseptis dan
dapat mempelajari pertumbuhan mikroba.
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A.
Bahan dan Cara Kerja
Alat
dan Bahan :
Alat
:
-
Pipet Steril
-
4 Cawan Petri
-
Tabung Reaksi
-
Bursen
-
Beaker Glass
-
Erlemeyer
-
Timbangan
-
Hot Plate
-
Statula/Spatel
Bahan
:
-
Medium NA
-
Aqua dest steril
-
Tanah Bekas Pembuangan Sampah
-
Air Comberan
B.
Cara Kerja :
1. Buat
pengenceran tanah dan air masing – masing
2. Timbang
1 gram tanah dan aqua dest 9ml
3. Ambil
air comberan sebanyak 1ml dan tambahkan aqua dest 9ml
4. Pengeceran
dilakukan 10-1 dari masing – masing tabung reaksi hingga 4 tabung
reaksi, dan tandai tabung reaksi dengan nomor.
5. Kemudian
siapkan medium NA yang telah dibuat sebelumnya, lalu masukkan kedalam cawan
petri untuk 4 sampel.
6. Lakukan
teknik kerja aseptis
7. Lakukan
pemindahan sampel yang berasal dari air comberan dengan menggunakan pipet ukur
1ml dan sampel tanah bekas pembuangan sampah
dengan gelas ukur 1ml yang telah dilakukan pengeceran (10-2)
dan (10-4) kedalam media yang telah disediakan
8. Bagian
mulut alat yang memungkinkan kontaminasi masuk, dibakar
9. Lakukan
pemindahan dekat api dengan menggunakan metode sebar (spread plate menthod)
10. Tutup
kembali dan masukkan kedalam inkubator selama 1hri (±24jam)
11. Amati
setelahnya
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Rabu 20
November 2013
Pukul : 13.20 WIB
Laboratorium Mikobiologi
No
|
Media NA
|
Ciri – Ciri Koloni
|
Jumlah Koloni
|
Keterangan
|
1
|
Pengeceran 2
Tanah
|
Cairan berwarna kuning, agar padat dan berderai
|
Banyak koloni yang terlihat / tampak di permukaan medium
|
Koloni tumbuh tidak sempurna pada permukaan medium
|
2
|
Pengeceran 4
Tanah
|
Cairan berwarna kuning, agar padat dan berderai
|
Koloni lebih sedikit yang terlihat / tampak di permukaan medium
|
Koloni tumbuh tidak sempurna pada permukaan medium
|
3
|
Pengeceran 2
Air
|
Cairan berwarna kuning, agar padat dan berderai
|
Banyak koloni yang terlihat / tampak di permukaan medium
|
Koloni tumbuh tidak sempurna pada permukaan medium
|
4
|
Pengeceran 4
Air
|
Cairan berwarna kuning, agar padat dan berderai
|
Koloni lebih sedikit yang terlihat / tampak di permukaan medium
|
Koloni tumbuh tidak sempurna pada permukaan medium
|
HASIL :
PENGECARN TANAH :
PENGECERAN AIR :
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah
dilakukan isolasi mikroba lingkungan, yaitu mengambil sampel yang berasal dari
tanah tempat pembuangan sampah dan air yang berasal dari comberan / got, maka
dapat dilihat bahwa pada percobaan tersebut tidak ada koloni bakteri yang
tumbuh sempurna.
Pada
sampel yang diambil dari tanah tempat pembuangan sampah dengan pengenceran
kedua (10-2) dapat dilihat pada medium NA, ciri – cirinya cairan
berwarna kuning, agar padat dan berderai serta koloni tumbuh tidak sempurna
pada permukaan medium. Begitu pun pada pengeceran ke empat (10-4) tapi jumlah koloninya lebih sedikit.
Selanjutnya
pada sampel yang diambil dari air comberan / got dengan pengenceran kedua (10-2)
dapat dilihat pada medium NA, ciri – cirinya cairan berwarna kuning, agar padat
dan berderai serta koloni tumbuh tidak sempurna pada permukaan medium. Begitu
pun pada pengeceran ke empat (10-4)
tapi jumlah koloninya lebih sedikit. Hal ini bisa dikarenakan teknik
isolasi yang kurang baik.
Dengan
demikian dapat dilihat, bahwa pada dasarnya percobaan yang dilakukan
menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri.
Di
dalam populasi mikroba tidak dapat terpisah jenisnya, tetapi terdiri dari
campuran berbagai macam sel. Didalam laboratorium populasi bakteri ini dapat
diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat di
pelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Maka dengan isolasi ini kita dapt
mengidentifikasi suatu bakteri menjadi biakan murni. Untuk melakukan teknik
isolasi itu yang paling penting untuk diperhatikan adalah cara kerja
aseptisnya. Sebelum membuka ruangan atau bagian steri didalam tabung / cawan
erlemeyer, sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminasi masuk)
dibakar atau dilewatkan api busen terlebih dahulu. Selanjutnya seperti pinset
dan lain – lain dapat disemprotkan dengan alkohol 70% terlebih dahulu lalu dibakar,
usahakan bagian alat yang diharapkan
dalam kondisi steril didekatkan pada api bunsen, jika kita bekerja di safety
cabinet tidak memakai pembakar bunsen, tetapi jika diluar dari padanya, maka
semakin banyak api bunsen, semakin baik dan terjamin kondisi aseptisnya. Kerja
aseptis ini sangat mendukung isolasi bakteri itu sendiri.
Pada pratikum kali ini, teknik
isolasi yng dilakukan adalah dengan menggunakan metode sebar (spread plate
mentod) yang merupakan metode isolasi dengan cara menyebarkan sejumlah inokulum
pada permukaan medium padat.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pratikum yang dilakukan
tentang isolasi mikroba lingkungan, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Dalam
melakukan teknik isolasi mikroba diambil sebagai sampel adalah berasal dari
tanah yang berasal dari tempat sampah dan air yang berasal dari comberan
(pembuangan) / got.
2. Teknik
isolasi yang digunakan adalah dengan menggunakan metode sebar (spread plate
mentod) yang merupakan metode isolasi dengan cara menyebarkan sejumlah inokulum
pada permukaan medium padat.
3. Dalam
melakukan teknik isolasi sangat perlu memperhatikan saran kerja aseptis.
DAFTAR PUSTAKA
Farmasiputri.blogspot.com/2012/05/isolasi.mikroba.lingkungan.html
Dwidjoseputro,D.2005.Dasar-dasarMikrobiologi.Jakarta:Djambatan
Juduamidjojo,muljono.1991.TeknologiFermentasi:Bogor:IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar